Surabaya merdekanews.id - Bertempat di Hotel Sheraton Jalan Embong Malang No.25-31 Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Surabaya. PAN Jawa Timur menggelar Simposium Nasional 1 Abad NU.
Bertindak sebagai Keynot Speaker KH. Yahya Cholil Staquf Ketua PB NU. Mau'idzah Hasanah Ust.Adi Hidayat, Lc.,MA.
Hadir sebagai nara sumber Prof.Hilman Latif, Phd., Prof.Dr.Ahmad Najib Burhani, Prof.Dr.Euis Amalia, M.Ag dan Ulil Absar Abdala. Sebagai moderator simposium adalah Marializia Hasni.
Dalam pidato sambutannya yang sekaligus sebagai Keynot Speaker acara Seminar Nasional 1 Abad NU mengatakan : " Orang NU tidak haram nyoblos PAN, itu sangat sah, sangat sah. Walaupun PAN tetap sebagai Partai Amanat Nasional, tidak akan berubah menjadi Partai Akan NU. " Disambut tepuk tangan yang gemuruh gegap gempita oleh para hadlirin.(18/2)
Sebelumya gus Yahya menyampaikan salam hormat dan kemuluaah kepada bapak ibu para jadlirin, KH. Fuad Noerhasan pemangku Pondok Pesanten Sidogiri Pasuruan, Bang Zulkifli Hasan para jajaran Pimpinan PAN baik dari Pusan sampai DPD, DPC dan DPAC.
" Atas nama Keluarga Besar NU , PB NU dan Jam'iyah NU saya menyampaikan terima kasih kepada PAN yang ikut memeriahkan perayaan peringatan 1 Abad NU dengan menyelenggarakan kegiatan ini. "
" Tapi saya tahu bahwa bang Zul mengadakan acara ini, ya motivasinya ingin agar orang NU mau nyoblos PAN, ' ujar gus Yahya yang disambut tepuk tangan meriah dari hadlirin.
Masih kata gus Yahya, saya tahu bahwa bang Zul ini punya harapan yang lebih terhadap kiprah NU diabad yang ke-2NU ini.
Ibu dan bapak sekalian. Negara Kesatuan Republik Jndonesia ini dilahirkan atas kesadaran keberagaman warga bangsa. Indonesia ini dibangun atas adanya kesadaran keberagaman, persaudaraan, kesetaraan. Hal ini sudah ditegaskan dan dibangun sejak lama. Tahun 1928 para pemuda dari berbagai latar belakang telah bertekad mengikat janji dengan Sumpah Pemuda Bernegara satu, berbangsa satu dan berbahasa satu Indonesia.
Kesadaran persatuan, persaudaraan, keberagaman dan kesetaraan ini tidak boleh disepelekan. Karena mengandung makna yang dalam dan luas terhadap tatatanan kehidupan manusia di seantero Dunia yang damai, penuh dengan kemanusiaan dan harmoni.
Oleh sebab itu pada kenyatannya dapat dikatakan bahwa negara-negara di dunia mulai meniru Indonesia. Sehingga kemudian lahirlah PBB. Sebuah lembaga resmi dunia yang mengatur dan memperjuangkan agar terwujud tatanan kehidupanku dunia yang damai dan harmonis.
Seiring dengan dinamika global maka tidak ada satu kelompokpun yang dapat memisahkan diri dari kelompok-kelompok lain. Tidak ada satu kelompokpun yang dapat mengasingkan diri dari kelompok-kelompok lain.
Maka kalau ada.satu kelompok yang berjuang untuk kepentingan diri sendiri saja, melawan kelompok-kelompok lain. Ingin menguasai. Maka mustahil akan berhasil atau menang.
Apalagi kalau kelompok-kelompok yang lain melakukan perlawanan atau memiliki sikap dan perilaku yang sama. Maka yang ada bukan kemenangan akan tetapi kekalahan bersama dan kehancuran bersama, masih menurut Gus Yahya.
Selanjutnya gus Yahya mengurai lebih lanjut. Tak terkecuali kelompok Islam, Ummat Islam. Jika Ummat Islam berjuang hanya untuk kepentingan Islam saja maka mustahil menang. Yang ada adalah kekalahan bersama.bahkan kehancuran bersama.
Realitasnya kehancuran terjadi di Irak, Afganistan, Syria, Somalia, Sudan dan Nigeria. Karena sesama ummat Islam tidak rukun dan bermusuhan.
Jaka ummat Islam berjuang untuk kepentingan semuanya, kepentingan kemanusiaan yang luas, kepentingan persaudaraan, kepentingan kesadaran akan keberagaman dan hidup harmoni. Maka Islam menang, Kristen juga menang, Jawa menang, Papua dan Menado juga menang. Suni memang, Syiah juga menang. NU menang dan Muhammadiyah juga menang.
Gus Yahya mengatakan : "Oleh karena itu NU ngotot menolah politik identitas."
Karena politik identitas cenderung mengarah kepada perpecahan, ego komunitas yang tinggi dan merendahkan serta menista kelompok lain, masih kata gus Yahya.
Lanjut Gus Yahya menyampaikan bahwa Sikap Kesadaran akan keberagaman dan kesetaraan juga kemanusiaan yang meluas sudah lama digagas NU.
Tahin 1984 KH. Ahmad Sidiq menggagas Trilogi Ukhwah. Ukhwah Islamiyyah, ukhwah Wathoniyah dan ukhwah Bashoriyah. Tapi kebanyakan memahamnyai dengan logika terbalik.
Mestinya ukhwah wathonoyah persaudaraan sesama manusiaku dulu. Baru kemudian ukhwah wathaniyah persaudaraan sesama anak bangsa dan negara baru kemudian Ukwah Islamiyah persaudaraan sesama muslim
Pada awal pidatonya, gusb Yahya yang Ketua PB NU menyampaikan paradoks yang terjadi diarena Simposium Nasional tersebut. ' Ini Bang Zul, sekretasnya dan pimpinan DPP PAN juga kader- kadernya pada pakai sarung. Saya hadir bersama Sekjen , Bendahara dan Ketua Lakpesdam tidak pakai sarung." kata gus Yahya yang disambut tepuk tangan meriah.
Selamat kepada PAN yang merayakan sarung, semua pakai sarung. Rupanya PAN ingin jadi Partai sarungan, pungkas gus Yahya.
Acara diteruskan dengan mau'idzah oleh Ust. Adi Hidayat, Lc.,M.A dan dilanjut sambutan oleh Zulkifli Hasan Ketua DPP PAN.
Berikutnya acara diteruskan dengan diskusi Seminar Nasional 1 Abad NU. (Anik)
0 Comments