Jember,Merdekanews.net ------Akhirnya, Totok Sumianta mendapat kepercayaan petani di Jember untuk menjadi Ketua Paguyuban Petani Jember (Panijem), Minggu (07/02/2021). Totok yang profesinya sebagai jurnalis ini terpilih dalam pemilihan calon tunggal yang berlangsung secara aklamasi dari pengurus dan petani yang hadir di Desa Kemuningsari, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Totok mantan wartawan Jawa Pos Radar Jember ini menggantikan Suherman sebagai Pjs Ketua Panijem, sedangkan Suherman menduduki Pjs yang sebelumnya dipegang almarhum Supar Efendi sebagai Ketua Panijem. Supar menjabat Ketua Panijem baru berjalan sekitar setahun. Selama rentang waktu ditinggal almarhum Supar Efendi, pengurus dan petani sepakat dilaksanakan pemilihan Ketua Panijem dengan harapan roda kepengurusan dan aktivitas Panijem berjalan.
Karena itu, anggota Panijem berharap dengan terpilihnya Totok sebagai Ketua Panijem tersebut, dapat membawa Panijem dan petani di kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera. Dan, Ketua terpilih dapat melanjutkan perjuangan dan program yang digagas almarhum Supar Efendi. Karena, Suherman menjabat Pjs Ketua Panijem menggantikan almarhum Supar Efendi untuk mengisi kekosongan sepeningal almarhum Supar.
“Secara pribadi, saya sangat mendukung dan percaya penuh terhadap amanah yang diberikan kepada mas Totok sebagai Ketua Panijem. Karena, saya tahu betul pribadi dan karakter mas Totok dalam kiprahnya dalam memperjuangkan rakyat selama ini,” kata Suherman, mantan Pjs Ketua Panijem.
Suherman juga mengakui bahwa dirinya mendudukii Pjs Ketua saat itu karena Supar swbagai Ketua Panijem karena meninggal. “Saat itu, saya diminta menjadi Ketua untuk mengisi kekosongan jabatan ketua, karena pak Supar meninggal dunia, Dan saya sendiri, bicara kemampuan, saya ini tidak ada apa apanya dengan pak Supar, tapi karena kondisi saja saya siap menjadi ketua sementara saat itu,” beber Suherman.
Jujur saja, kata Suherman, bahwa Panijem dan dirinya secara pribadi merasa kehilangan pak Supar, karena beliaunya (pak supar) sangat gigih dan getol memperjuangkan nasib petani.
”Pak Supar itu sangat gigih dan getol memperjuangkan nasib petani. Ide dan pemikirannya terhadap nasih petani sangat tinggi. Salah satunya masalah keberadaan pupuk kimia. Karena dinilai pak Supar bahwa pupuk kimia itu sangat membahayakan kesehatan manusia,” jlentrehnya.
Tapi nyatanya, jelas Suherman bahwa pupuk kimia masih dipakai petani. Mestinya, pemerintah sebagai pengambil kebijakan bertindak cepat dan tegas memutus pemakaian pupuk kimia yang jelas membahayakan kesehatan manusia.
” Ini yang bikin saya heran termasuk pak Supar, pemerintah tidak bertindak tegas. Karena, mas Totok sebagai Ketua Panijem bisa menyampaikan ke pemerintah agar pupuk kimia, pemakaiannya dihentikan total,” katanya.
Menurut Suherman, Supar itu semangatnya luar biasa untuk memperjuangkan petani. “Pak Supar itu siang malam yang dipikirkan adalah petani. Saya bersama pak Supar sudah sejak tahun 2008, saat itu , yaa mikir petani,” ujarnya.
Tapi tak hanya Suherman yang merasa kehilangan Pak Supar, Sukemi pengurus Panijem lainnya juga ikut merasakan kegigihannya memperjuangkan nasib petani.”Saya tidak mengira kalau pak Supar begitu cepat dipanggil Alloh SWT. Oleh karena itu, Saya berharap mas Totok bisa melanjutkan perjuangannya pak Supar,” paparnya.
Lain halnya dengan Sudarsan anggota pengurus Panijem lainnya, dirinya mengaku banyak kenangan dengan almarhum pak Supar.”Pak Supar itu sering komunikasi dengan saya yang dibahas masalah petani. Kalau membahas petani, utamanya masalah pupuk kimia, tak pernah habis,” ujar Sudarsan.
Sudarsan mengaku bahwa dirinya pernah mendengar langsung dari pak Supar bahwa pupuk kimia itu merusak tanah. Tapi anehnya, pemerintah ini sudah tahu kalau pupuk kimia itu merusak tanah kok masih disubsidi, konon nilainya triliun.
“Laa disini ini yang bikin pak Supar kecewa berat dan sering diungkapkan. Pemerintah ini bagaimana, wong sudah tahu dampaknya kimia, kan mestinya petani diajak ngomong,” terang Sudarsan.
Kata Sudarsan, pak Supar mampu membikin pupuk organik yang kualitas dan mutunya di Jember tidak ada yang menandingi, termasuk pakar pertanian di Jember.
” Untuk itu, dengan terpilihnya mas Totok jadi Ketua Panijem, pupuk organiknya Pak Supar agar diperjuangkan. Organiknya itu dinamai organik instan, karena ibarat gabah, organiknya pak Supar siap untuk dimakan tanaman,” paparnya.
Itulah kehebatannya organik instan temuannya pak Supar.” Yang pasti di Jember belum ada yang mampu menandingi, info dari pak Supar, organik temuan para pakar pertanian masih hebat milik pak Supar,” bebernya.
Sekali lagi, Sudarsan sangat berharap dan meminta dengan hormat kepada Ketua Panijem yang baru terpilih (Totok Sumianta) mampu memperjuangkan pupuk organik produk pak Supar bisa Goo Nasional bahkan mendunia.
Sementara itu, Ketua Panijem Totok Sumianta mengatakan, bahwa amanah yang dipercayakan kepada dirinya adalah mempunyai pertanggungjawab. Dengan amanah ini dirinya akan semaksimal mungkin berusaha dan berjuang untuk petani utamanya masalah pupuk.
”Saya akan berusaha semaksimal mungkin yang diharapkan Panijem, tapi ini semua tak lepas dari kebersamaan. Saya optimis, amanah ini akan sukses menjadikan sehat dan sejahtera membutuhkan kebersamaan,” kata mantan wartawan Jawa Pos Radar Jember ini.
Totok menambahkan, bahwa dirinya akan mengkomunikasikan dan menyampaikan uneg uneg dan keluh kesah yang dirasakan petani kepada pemerintah agar nasib petani bisa hidup sehat dan sejahtera.
“Apa yang dirasakan petani akan saya komunikasikan kepada pengambil kebijakan. Pengambil kebijakan ini harus tahu dan memahami serta mengerti dan peduli terhadap petani. Khusus Jember saja , 60 persen warga Jember berlatarbelakang petani,” pungkasnya. (tim**)
0 Comments