Jember, Merdekanews.net ---- Unites States Agency for International Development (USAID) melalui Direktur Mitra Kunci Initiative, Lensi Mursida, memuji pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Back to Village yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember. Menurut Lensi Mursida, Universitas Jember terbukti mampu adaptif dan inovatif dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga tetap bisa dilaksanakan di masa pandemi Covid-19. Apresiasi ini disampaikan oleh Lensi Mursida dalam kesempatan penerjunan mahasiswa KKN Back to Village periode I tahun akademik 2020/2021 yang diselenggarakan secara daring di aula lantai 3 gedung rektorat (26/1).
Menurut Lensi Mursida, USAID melalui Mitra Kunci Initiative melihat pelaksanaan KKN Back to Village tahap pertama dengan peserta mencapai 4.382 mahasiswa yang dilaksanakan bulan Juli tahun lalu berhasil dilaksanakan tanpa ada halangan berarti, termasuk tidak ada laporan mahasiswa yang terjangkit Covid-19. Untuk diketahui Mitra Kunci Initiative mendukung pengembangan kewirausahaan di Indonesia dengan cara menggandeng Perguruan Tinggi yang melaksanakan program KKN di kampusnya, salah satunya dengan Universitas Jember. “Kami juga mendukung kerjasama Universitas Jember yang mampu menggandeng PT. Astra Internasional dalam pelaksanaan KKN Back to Village di Bondowoso, dimana para mahasiswa mengembangkan kegiatan wirausaha di Kecamatan Sumberwringin,” ujar Lensi Mursida.
Apresiasi USAID disambut gembira Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna. Menurutnya ide pelaksanaan KKN Back to Village berawal dari semangat untuk tetap menjalankan KKN walau di tengah pandemi Covid-19 yang tengah mendera. “Dari diskusi dengan kawan-kawan di LP2M kemudian muncul ide dimana mahasiswa melaksanakan KKN secara mandiri di desa, kelurahan atau daerah asalnya masing-masing. Tentunya dengan tetap mentaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Jadi tidak berkelompok datang ke sebuah desa atau daerah tertentu seperti KKN di saat masa normal,” tutur Iwan Taruna.
Tema KKN yang dibawa mahasiswa terkait erat dengan penanggulangan pandemi Covid-19 beserta dampaknya. Yakni tema inovasi pendukung pembelajaran di masa Covid-19, tema inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi menghadapi pandemi Covid-19, pemberdayaan Bumdes dalam melaksanakan jaring pengaman, dan tema kewirausahaan. Khusus KKN Back to Village di Bondowoso mengambil tema Desa Berseri Astra yang diantaranya mendukung wirausaha di bidang kopi di kecamatan Sumberwringin. “Beberapa hasilnya sudah tampak, diantaranya mahasiswa peserta KKN Back to Village edisi pertama yang membantu pelaku UMKM membuat aplikasi jual beli online,” imbuh Iwan Taruna.
Sementara itu menurut Koordinator Pusat KKN LP2M, Ali Badrudin, kerjasama LP2M dengan USAID melalui Mitra Kunci Initiative dalam bidang kewirausahaan diwujudkan dengan pelatihan kewirausahaan bagi dosen dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), pembuatan modul KKN tema kewirausahaan dan lainnya.
“Alhamdulillah, bahkan untuk pelaksanaan KKN Back to Village tema kewirausahaan di Bondowoso, ide-ide mahasiswa kita diadopsi oleh Pemkab Bondowoso yang akan membentuk Ijen Geo Park dalam waktu dekat,” kata Ali Badrudin.
Dalam laporannya, Sekertaris I LP2M, Anwar menyampaikan, pada penerjunan mahasiswa KKN Back to Village periode I tahun akademik 2020/2021 ini terdapat 653 peserta yang berasal dari 13 fakultas. Mereka akan melaksanakan KKN di 41 kabupaten/kota yang ada 12 provinsi dari 26 Januari hingga 12 Maret 2021. Satu peserta akan melaksanakan KKN Back to Village di Provinsi Pattaya, Thailand. “Khusus KKN Back to Village tema kewirausahaan Desa Berseri Astra di Kecamatan Sumberwringin, Bondowoso, diikuti oleh 25 mahasiswa di enam desa,” lapor Anwar.
Kesiapan mengikuti KKN Back to Village juga disampaikan oleh Wiviano Rizky Tantowi. Wiviano yang melaksanakan KKN di Kecamatan Sumbersari, lokasi tinggalnya, sudah menyiapkan program pembuatan audiobook bagi penyandang difabel khususnya tuna netra. “Kebetulan saya mengambil tema inovasi pendukung pembelajaran, saya merencanakan membuat audiobook yang memuat pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khusus bagi siswa tuna netra, bekerjasama dengan para guru di SDN Kebonsari V yang statusnya sudah sekolah inklusi,” kata Wiviano, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB yang sudah menerbitkan beberapa buku sastra ini. (Iza/afa/ iim/hms )
0 Comments