Jember, merdekanews.net -- Akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari di wilayah kabupaten Jember, puluhan rumah dan puluhan hektar lahan persawahan di desa Mlokorejo kecamatan Puger terendam air sampai setinggi pinggang.
Hasil pantauan media ini di lokasi, debit air sampai hari Jumat (08/01/2021) pagi masih tinggi. Dari arah jalan raya Kasiyan-Gumukmas yang hendak menuju ke Pondok Pesantren Bustanul Ulum jalanan masih digenangi air yang tingginya di atas lutut, sehingga pengguna jalan ataupun pengendara kendaraan yang hendak melintas harus melewati genangan air.
Sementara beberapa halaman rumah warga dan lahan persawahan yang berada di sekitar lokasi juga digenangi air. Akibatnya tanaman padi yang baru ditanam mati karena terendam air.
Menurut NAJI (55), petani, alamat dusun Krajan Timur desa Mlokorejo yang rumahnya di sekitar genangan air tersebut menuturkan bahwa kondisi banjir seperti ini terjadi setiap tahun.
"Air dari arah Utara jalan tidak bisa mengalir ke Selatan karena saluran air yang berada di bawah jalan raya tertutup sampah."
"Masyarakat tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan normal karena halaman rumahnya tergenang banjir, dan kalau terjadi berhari-hari maka air akan mengeluarkan bau kurang sedap."ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan seorang petani bernama TUMARI (60) petani, alamat dusun Krajan Barat desa Mlokorejo mengatakan bahwa sawah yang berada di wilayah utara desa puluhan hektar tergenang banjir. "Saya mempunyai sawah di daerah Gumuk Gadung, tapi sekarang tergenang air setinggi pinggang, padahal hari ini rencananya saya akan menanam padi tapi tidak jadi. Banyak tanaman padi yang baru ditanam milik petani terendam air."katanya polos.
Kepala Desa Mlokorejo H. MAHFUDZ menyatakan turut merasa prihatin dengan kondisi para petani dan masyarakat.
"Menanggapi banjir dan luapan air, Kami Pemerintah Desa Mlokorejo bersama masyarakat, tadi pagi (Jumat) mengadakan kerja bakti gotong royong membersihkan saluran air. Semoga hari ini tidak terjadi hujan seperti kemarin, kasihan petani mas,"kata H. Mahfudz. (Tim)
0 Comments