F-JinluJanuari 26, 2021
Lumajang,Merdekanews.net ---Banyak cara untuk ikut berkontribusi kepada daerahnya, salah satunya yang dilakukan Forum Jurnalis Independen Nasional Lumajang (F-JINLU) Kabupaten Lumajang ini. F-JINLU ini terus berupaya fokus membantu pembangunan Pemkab di sektor pariwisata. Sebagai perwujudan dari peran aktifnya, komunitas wartawan tersebut menggelar pertemuan di Sekretariat pada Minggu (24/1/2021).
Skretaris F-Jinlu, Eko Santoso mengatakan, untuk mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Lumajang, diperlukan banyak menggali kekayaan dan kearifan budaya lokal yang dimiliki warganya.
"F-Jinlu mencoba menyusun program dengan mengangkat kearifan lokal, seperti keragaman budaya yang sangat kaya di Kabupaten Lumajang ini," terang lelaki yang juga menjadi aktivis Tagana Lumajang itu.
Disampaikan, rencana program kerja F-Jinlu kali ini, akan melibatkan kepekaan anggota yang telah ditunjuk menjadi tim perumus. Tugas tim adalah memperhatikan secara seksama terhadap kegiatan budaya yang ada.
Untuk itu bersama f jinlu akan selalu berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini dinas pariwisata, dengan harapan Lumajang bisa terjaga kesenian kuno dan tentunya kearifal lokal di Lumajang akan semakin baik.
Untuk kepentingan itu, Ketua F-JINLU, Moch Misdi, turut mendorong ide anggotanya untuk berkarya melalui konsep bottom up dan bergerak bersama, sehingga semua pihak dapat terlibat dalam pengembangan sektor pariwisata.
"Ya, secara pribadi saya setuju ide mas Eko. Mudah mudahan teman teman juga sependapat. Dengan menyesuaikan kearifan lokal yang dimiliki warga, maka potensi yang digarap akan berkembang maksimal," jelas lelaki berperawakan subur itu.
Pada kesempatan rapat program kerja F-Jinlu tersebut, terungkap sejumlah budaya khas Lumajang sebagai salah satu wilayah di Jawa Timur yang mempunyai kekayaan budaya yang masih kental.
Dalam resume rapat kerja F-Jinlu disebutkan bahwa masyarakat Lumajang masih melestarikan kebudayaan mereka sampai sekarang. Diantaranya, Jaran Kenchak yang merupakan salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional yang bermakna “Kuda Menari”.
"Ya benar, sebab yang menari ialah kuda asli yang dikontrol oleh pawang," kata Sony Arwana membenarkan.
Selain itu disebut pula Tari Topeng Kaliwungu. Tari ini menurut riwayatnya dibawa oleh beberapa orang Madura waktu migrasi ke Kabupaten Lumajang, persisnya di desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang.
Kemudian, di desa Kaliwungu berikut Tari Topeng Kaliwungu ditingkatkan hingga tari Topeng ini mempunyai keunikan gerak cakilan. Jadi tarian ini ialah hasil penyatuan budaya Madura serta Jawa.
Tari Jaran Slining adalah tarian kesenian ciri khas Lumajang yang memakai keranjang yang dihias demikian rupa hingga kelihatan sedang naiki kuda. Disebutkan Jaran Slining sebab memakai klintingan (aksesori yang mengeluarkan bunyi), disebutkan Tarian Jaran Bodag (bodag = keranjang, dalam bahasa madura). (misdi)
0 Comments