PMI Siaga Bencana Alam
Tidak Dirikan Posko, Optimalkan Call Center
Jember,kabarehember.com
– Memasuki musim hujan, PMI Kabupaten Jember siaga satu. PMI Kabupaten Jember menyiagakan segenap sumber daya untuk menghadapi ancaman bencana alam yang biasanya terjadi di musim hujan. Seperti banjir bandang, banjir luapan, puting beliung, Apalagi, November tahun 2020 ini diperkirakan terjadi La Nina yang bisa mengakibatkan terjadinya cuaca ekstrim.
Berdasarkan rilis PMI Pusat, Saat ini sedang terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate) yang mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan akumulasi curah hujan hingga 40 persen.
Kondisi cuaca ekstrim akibat La Nina tersebut telah menyebabkan dan masih berpotensi menyebabkan terjadi banjir, longsor, banjir bandang dan permasalahan kesehatan lainnya. Puncak dampak La Nina akan mulai terjadi pada bulan November tahun ini dan diprediksi berakhir di bulan Maret atau April 2021.
Mengantisipasi La Nina muncul di tengah Pandemi, PMI menyerukan kesiapsiagaan relawan menghadapi potensi bencana akibat fenomena alam tersebut. PMI di semua tingkatan dari Provinsi hingga Kabupaten/Kota diminta menyiapkan rencana pencegahan serta penanganan bencana akibat cuaca ekstrem tersebut. PMI juga akan menyiapkan protokol penanganan bencana di tengah pandemi covid-19.
Menanggapi itu, PMI Kabupaten Jember langsung merapatkan barisan dengan menggelar rapat koordinasi. PMI menyiapkan diri untuk menghadapi La Nina sekaligus siaga bencana. PMI sebagai organisasi kemanusiaan melakukan pencegahan dan penanganan potensi bencana akibat anomali cuaca ini.
“Ini sudah masuk musim hujan, di musim hujan seperti ini sering terjadi bencana alam, kami berharap tidak terjadi bencana alam, tetapi kami tetap menyiagakan diri. Semua sumber daya PMI dari pengurus, pegawai dan relawan disiagakan mulai dari cek sarana prasarana bencana sampai kesiapan relawan yang dilengkapi alat komunikasi guna mempermudah komunikasi bencana” kata ketua PMI Kabupaten Jember EA Zaenal Marzuki SH MH.
Dia menjelaskan, pada saat pandemi Covid-19 ini, PMI Kabupaten Jember tidak membuka posko siaga. Tahun lalu, PMI Kabupaten Jember membuka posko siaga bencana di markas PMI Jl Jawa nomor 57 Jember “Kita akan optimalkan call center yang dikelola unit humas PMI Jember dengan membuka layanan informasi dan komunikasi 24 jam sehingga pada saat ada informasi bencana alam terjadi maka petugas call center yang akan mengkomunikasikan kepada seluruh Unit dan relawan melalui alat komunikasi sehingga saat ini tidak ada posko,” imbuh EA Zaenal Marzuki.
Zaenal Marzuki menambahkan bahwa PMI Kabupaten Jember meneruskan langkah proaktif menghadapi bencana non alam Pandemi Covid-19. “Tim promosi kesehatan tetap aktif sosialisasi pencegahan Covid-19 dengan pakai masker, selalu cuci tangan dan jaga jarak. Tim ambulans pelayanan jenazah Covid-19 juga masih aktif melayani masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya, PMI pusat menyebarkan rilis. Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said menjelaskan, PMI telah menyusun kebijakan Nasional tentang Tanggap Darurat Banjir (TDB) dan akan menjabarkannya ke PMI Provinsi dan Kabupaten/Kota. “Kami buat kebijakan nasional, kemudian dijabarkan dan disosialisasikan ke PMI di daerah. Kami juga melibatkan masyarakat dalam aksi dini kesiapsiagaan ini, untuk memaksimalkan peran anggota SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) PMI di tingkat desa,” jelasnya.
“Sampai dengan tahun 2020, Anggota Sibat PMI telah mencapai 20.100 personel yang tersebar di 1.005 Desa di 23 Propinsi di Indonesia. Dengan adanya Sibat di wilayah yang rawan bencana, akan memudahkan antisipasi dan aksi dini di masyarakat misalnya dengan mempromosikan perilaku tangguh bencana mulai dari tingkat keluarga sampai masyarakat,” tambah Sudirman Said.
"PMI juga mengumpulkan informasi dari otoritas pemerintah (BMKG dan BNPB) terkait dampak La Nina. Kemudian, PMI mengkaji dan menerjemahkannya ke dalam bahasa aksi masyarakat.” Lanjut Sudirman Said.
“Kesiapan 6 gudang regional PMI dapat mengcover sebanyak 25 juta jiwa, di Banten dan Jawa Timur PMI menyiapkan kebutuhan Hygiene kit, Baby Kit, Family Kit, Terpal dan Selimut untuk kebutuhan 5000 Kepala Keluarga (KK), sementara untuk Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan PMI Menyiapkan untuk 2.000 KK,” papar Sudirman Said.
Selain menyiapkan langkah kesiapsiagaan dan aksi dini, PMI juga tengah menyiapkan penanganan bencana di tengah pandemi. Kepala Divisi Penanganan Bencana PMI Muhammad Arifin mengatakan, protokol kesehatan akan diterapkan pada semua upaya kesiapsiagaan. Protokol kesehatan seperti pengecekan suhu, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak diterapkan untuk melindungi penyintas dan relawan. (heri/hms*)
0 Comments