---Universitas Jember terus berupaya mendorong implementasi skema kerjasama model University to University (U2U) dengan berbagai mitra perguruan tinggi di luar negeri. Khususnya di bidang pertukaran dosen dan mahasiswa dalam rangka mengikuti kuliah dan riset bersama. Pasalnya model skema kerjasama U2U terbukti membuka peluang bagi dosen dan mahasiswa Kampus Tegalboto untuk merasakan kuliah dan riset di luar negeri, sekaligus membuka peluang studi lanjut di strata 2 (S2) dan strata 3 (S3). Pernyataan ini disampaikan oleh Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember, saat menerima kunjungan tiga mahasiswa Universitas Jember yang akan melanjutkan studi S2 dan S3 ke Jepang, Korea Selatan dan Belanda di ruang kerjanya (6/8).
Menurut Iwan Taruna, dengan skema kerjasama U2U, maka di setiap semesternya Universitas Jember dapat mengirimkan dosen dan mahasiswa yang lolos seleksi untuk berangkat ke perguruan tinggi tujuan. “Tentu saja skema kerjasama U2U dilandasi dengan semangat kerjasama yang saling menguntukan. Perguruan tinggi di luar negeri yang menjadi mitra kami bersedia bekerjasama melalui skema U2U dengan Universitas Jember karena menilai kita memiliki keunggulan, baik di bidang sumber daya manusia, distingtif research, dan lingkungan yang mendukung riset mereka,” ungkap Rektor Universitas Jember.
Beberapa perguruan tinggi di luar negeri yang menjalankan skema kerjasama U2U dengan Universitas Jember antara lain Prefektural University of Hiroshima (PUH), Jepang, Kyungpook National University (KNU) Korea Selatan, University Malaysia Terengganu Malaysia, Kasetsart University Thailand dan perguruan tinggi lainnya. “Jika selama ini kerjasama dengan skema U2U lebih banyak dengan perguruan tinggi di Asia, ke depan kita ingin melebarkan sayap kerjasama dengan perguruan tinggi di wilayah Eropa, salah satunya dengan University of Oldenburg, Jerman,” imbuh Iwan Taruna.
Penjelasan senada disampaikan oleh Prof. Yuli Witono yang hari itu menemani tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian yang berpamitan kepada rektor dalam rangka melanjutkan studi ke luar negeri. Menurutnya kemampuan para peneliti dan riset tertentu yang dilakukan di Kampus Tegalboto sudah diakui oleh para koleganya sehingga memudahkan implementasi skema kerjasama U2U. Ditambah dengan lingkungan Jember, khususnya potensi pertanian dan perkebunan yang menarik peneliti luar negeri untuk melakukan riset bersama dengan peneliti Universitas Jember.
“Mahasiswa kita dikenal memiliki sikap adaptif, disiplin dan berdaya juang tinggi sehingga memberikan kesan yang baik selama mengikuti pertukaran mahasiswa. Dampak positifnya, banyak mahasiswa kita yang lantas ditawari untuk melanjutkan studi di luar negeri,” tutur Prof. Yuli Witono yang turut merintis skema kerjasama U2U kala menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian di tahun 2013 hingga 2017. Menurut guru besar di Program Studi Teknologi Hasil Pangan ini, setiap semesternya ada tawaran mengirimkan tiga hingga lima mahasiswa ke perguruan tinggi mitra, namun belum bisa dipenuhi karena kendala biaya dan kesiapan mahasiswa.
Sementara itu tiga mahasiswa yang hari itu berpamitan kepada Rektor Universitas Jember menegaskan komitmennya siap berjuang menuntut ilmu. Mereka adalah Dina Mustika yang melanjutkan kuliah S3 di Hiroshima University Jepang. Kemudian ada dua mahasiswa magister, yakni Lilik Krisna Mukti di Kyungpook National University Kora Selatan, dan Yoshinta Puspitasari di Wageningen University, Belanda. Ketiganya kebetulan lulusan dari Program Studi Teknologi Hasil Pangan yang sebelumnya telah mengikuti program pertukaran pelajar di berbagai perguruan tinggi mitra Universitas Jember. “Program pertukaran mahasiswa telah membuka wawasan kami sehingga memutuskan melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Program ini juga membuka peluang untuk bertemu dan bekerjasama dalam riset bersama para profesor terkemuka sehingga lebih mudah mendapatkan rekomendasi untuk studi lanjut,” ujar Dina Mustika yang juga telah menempuh titel magisternya di Hiroshima University.
Pengalaman menarik juga diutarakan oleh Yoshinta Puspitasari yang akan berangkat ke negeri kincir angin akhir bulan ini. “Awalnya saya ikut program pertukaran mahasiswa di Prefektural University of Hiroshima tahun 2017 lalu, sehingga tertarik melanjutkan studi di sana. Tapi profesor saya malah merekomendasikan saya untuk kuliah ke Wageningen University yang menurut beliau lebih cocok untuk tema tesis saya di bidang teknologi pangan. Saya merasakan sungguh beruntung mengikuti program pertkaran mahasiswa yang terbukti membuka jalan guna mendapatkan beasiswa kuliah di Belanda, walau sebelumnya proposal penelitian dan beasiswa saya sempat ditolak dua kali,” kata Yoshinta Puspitasari.
Pesan agar tidak mudah menyerah juga disampaikan oleh Lilik Krisna Mukti. Gadis berjilbab asal Malasan, Probolinggo ini berpesan kepada yuniornya agar memanfaatkan dengan baik program pertukaran mahasiswa. Caranya dengan membuat proposal penelitian yang baik serta mencoba menuliskan artikel ilmiah di jurnal terakreditasi. “Jangan sungkan berkonsultasi dengan dosen pembimbing agar tema riset kita sesuai dengan bidang keilmuan serta minat para profesor di perguruan tinggi tujuan, dan tentunya melatih kemampuan bahasa Inggris kita,” ujar Lilik yang merupakan penerima beasiswa Bidikmisi saat kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian ini.
Di akhir diskusi, Rektor Universitas Jember berpesan agar ketiganya pantang menyerah dalam menimba ilmu di rantau dan selalu menjaga nama baik almamater, Universitas Jember. “Kita akan terus mendorong dosen muda dan mahasiswa agar mau studi lanjut ke luar negeri, salah satunya dengan memanfaatkan program pertukaran dosen dan mahasiswa. Sebab ada banyak pengalaman dan wawasan baru yang akan didapat. Harapannya setelah kembali ke tanah air mereka akan turut membangun atmosfir pendidikan yang lebih baik di Kampus Tegalboto,” pungkas Iwan Taruna. (mia/iim/hms)
0 Comments