Terinspirasi Stephen Hawking Ihcsan Mantab Ikut UTBK


Jember,kabarejember.com 
--Keterbatasan gerak tubuh rupanya tidak menyurutkan langkah Muhammad Hijriyatul Ihcsan untuk ikut serta dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Kampus Universitas Jember, (27/07). 

Walaupun sebagai seorang penyandang disabilitas daksa, tidak menyurutkan tekadnya untuk menjadi seorang ilmuan dibidang teknologi informasi. 

“Stephen Hawking salah satu tokoh yang telah menginspirasi saya. Walaupun dia seorang disabilitas namun memiliki pemikiran yang sangat cemerlang. Saya sering membaca kisahnya untuk memantabkan tekad saya menjadi seorang ilmuan,” ujar Ihcsan saat diwawancarai oleh tim Humas Universitas Jember. 

Menurut Ihcsan, untuk mengikuti UTBK 2020 ini dirinya telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari sejak awal masuk kelas XII di SMA 1 Pakusari Jember. Selama duduk di bangku kelas XII Ihcsan terus belajar mengasah kemampuan dengan latihan soal.
“Beruntung teman-teman saya baik-baik dan dengan suka rela membantu semua kesulitan yang saya hadapi di sekolah termasuk dalam hal belajar,” jelas Ihcsan.
Dengan persiapan itu Ihcsan berharap dapat lolos dalam proses SBMPTN 2020 di Program Studi (Prodi) informatika Universitas Jember sebagai pilihan pertama. Ihcsan mengaku Prodi Informatika menjadi pilihannya karena ingin bisa menciptakan aplikasi atau alat yang memudahkan para difabel dalam beraktifitas.
“Saya sangat menyenangi dunia komputer dan ingin sekali menguasai bahasa pemrograman. Karena saya pikir dengan kecerdasan buatan, penyandang difabel akan terbantu dan mudah-mudahan dapat mengurangi ketergantungan kami (difabel) pada orang lain” imbuhnya.
Sementara itu Museifah orang tua perempuan Ihcsan mengaku bangga pada anak semata wayangnya. Sebagai orang tua tunggal Museifah selalu menemani aktifitas Ihcsan dan mendukung cita-citanya untuk menjadi seorang ilmuan.
“Saya selalu memberikan motivasi padanya agar dia tetap bersemangat untuk meraih impian yang telah dia cita-citakan. Saya selalu mengingatkan agar jangan pernah merasa malu dengan kondisi tubuhnya dan jangan sampai kalah pada yang lain,” ujarnya saat mengantar Ihcsan hingga ke dalam ruang ujian.
Sebagai orang tua tunggal Museifah harus membagi waktu bersama Ihcsan dan waktu untuk mencari nafkah. Museifah yang saat ini berprofesi sebagai tukang jahit bertekad ingin mengantarkan Ihcsan menjadi orang yang sukses. 
“Pagi dia saya antar ke sekolah dan saya titipkan ke teman-temannya kemudian saya melanjutkan aktifitas bekerja untuk biaya pendidikan Ihcsan. Mudah-mudahan dia bisa masuk di Universitas Jember supaya apa yang dia cita-citakan bisa tercapai,” ujarnya. (Hst) 

Post a Comment

0 Comments