Jember, kabarejember.com
-- Sejak hari Selasa (9/06) sebanyak 3.124 paket bantuan bagi buruh tani (BTT-BT) di dua belas desa wilayah Kecamatan Puger dibagikan. Jumlah penerima bantuan antara desa satu dengan lainnya sangat jomplang alias berbanding terbalik.
Beberapa desa memperoleh ratusan bahkan ribuan bantuan, antara lain desa Wonosari 1039 paket, Mlokorejo 860 paket, Kasiyan Timur 714 paket, Bagon 414 paket. Sedangkan delapan desa lainnya menerima bantuan yang sangat minim, antara lain desa Puger Wetan 61 paket, Puger Kulon 9 paket, Mojomulyo 3 paket, Grenden 6 paket, Jambearum 6 paket, Kasiyan 10 paket, Mojosari 1 paket, dan Wringintelu 1 paket.
Selisih jumlah penerima bantuan BTT-BT yang sangat jauh ini membuat beberapa Kepala Desa kebingungan, pasalnya banyak masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani mempertanyakan.
Hasil pantauan kabarejember.com, beberapa desa didatangi oleh masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani untuk menanyakan bantuan dari Pemkab Jember tersebut. Seorang buruh tani berinitial S, yang tidak bersedia namanya disebut, kepada kabarejember.com mengatakan bahwa dirinya adalah buruh tani yang memang benar-benar tidak memiliki lahan. "Saya memang benar-benar tidak memiliki lahan dan belum pernah menerima bantuan apapun, makanya saya menanyakan ke Kepala Desa mungkin saya mendapat paket bantuan,"katanya.
Di sela-sela kegiatan memantau pembagian BTT-BT di desa Wonosari pada Rabu (10/06), Kepala BPP IX Balung, M. Safi'i kepada kabarejember.com membenarkan adanya perbedaan mencolok jumlah penerima bantuan buruh tani antara desa yang satu dengan lainnya di Kecamatan Puger.
Safi'i menerangkan bahwa BPP IX Balung mempunyai wilayah kerja 3 kecamatan yaitu Rambipuji, Balung, dan Puger. Permasalahan ketimpangan jumlah penerima bantuan hanya terjadi di Puger, permasalahan yang sama juga terjadi di Balung. "Bahkan sampai hari Rabu(10/06) bantuan BTT-BT untuk kecamatan Rambipuji masih belum diterima dari Pemkab Jember,"katanya.
Permasalahan minimnya jumlah penerima BTT-BT di beberapa desa / Kecamatan Puger disebabkan karena Pemdes dan PPL belum mengirimkan data buruh tani. Ada yang mengirimkan data tetapi terlambat, tambahnya.
"Bagi desa yang memperoleh jumlah bantuan sedikit, tidak perlu kuatir karena masih ada tahap/gelombang selanjutnya. Makanya kami meminta secepatnya PPL dan Pemdes mengirimkan data buruh tani, sehingga dapat segera dilakukan verifikasi dan validasi oleh Pemkab Jember pada gelombang selanjutnya," katanya. (heri)
0 Comments