Jember,Kabarejember.com
--Sudah menjadi tradisi turun temurun sejak berdirinya Pabrik Gula Semboro Kabupaten Jember, setiap mengawali produksi, pihak pabrik serta masyarakat setempat menggelar acara buka giling atau masyarakat menyebutnya Royalan.Kamis (4/6)
Tradisi royalan adalah semacam pesta rakyat yang dirayakan dengan pesta yang sangat meriah sebagai pertanda bahwa produksi gula telah dimulai dan berharap hasil panen akan melimpah.
Namun semua sadar, dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini kegiatan tersebut tidak mungkin bisa dipaksakan.Kegiatan Royalan yang berlangsung sejak jaman kolonial Belanda, kini terpaksa dirayakan secara sederhana dengan ritual potong tumpeng dan gelar doa bersama.
Berlangsung di Pendopo Haji Arum Sabil Tanggul pada Rabu malam (3/6), acara buka giling hanya di hadiri oleh pihak manajemen pabrik dan tokoh masyarakat yang terwakili.Tampak hadir pula Kepala Kejaksaan Negeri Jember Dr. Prima Idwan Mariza, S.H., M. Hum dan para tokoh gula dan tebu di Jember.
Bupati Jember dr.Hj.Faida MMR yang juga hadir di acara tersebut, berkesempatan membuka acara buka giling yang ditandai potong tumpeng bersama manager PG Semboro.
Bupati yang juga ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember dalam sambutannya mengucapkan selamat dan sukses atas dimulainya proses giling PG Semboro.
Bupati Faida menegaskan, sebagai kepala daerah dirinya tidak ada kepentingan lain, selain bagaimana gula di jember bisa terpenuhi bahkan bisa mensuplai kota- kota lain.Selain itu bagaimana kinerja PG Semboro ini bisa maksimal dan efektif.
"Kalau sebagai kepala daerah tidak ada cita-cita lain kecuali bagaimana PG Semboro ini bisa memberikan lapangan pekerjaan buat masyarakat jember, "
Selama ini kapasitas mesin produksi PG Semboro belum dimanfaatkan dengan maksimal, oleh karenanya, dia meyakini jika dikelola dengan lebih serius masih bisa dimaksimalkan.
Sambil proses giling, Bupati mengajak, agar memanfaatkan lahan-lahan yang masih memungkinkan untuk dikerja samakan.Kepada PG semboro untuk menjalin kerjasama pemanfaatan lahan dengan Pemkab Jember maupun masyarakat.Menurutnya, masih banyak lahan yang kosong yang perlu dimanfaatkan.
"Mari kita cari mana yang bisa kerjakan bersama-sama agar masyarakat bisa kerja, pabrik bisa digunakan maksimal saya yakin semua bisa teratasi, "
Bupati juga menyinggung sebuah tulisan di media beberapa waktu yang lalu, jika Bupati diam-diam melakukan kerja sama dengan PTPN.
"Saya kira tidak ada yang perlu disembunyikan dan tidak ada yang perlu diam-diam, "
"Tidak ada yang diam-diam, dan tidak ada yang sembunyi, kerja sama ini adalah kerjasama yang memang diperlukan dan harus kita lakukan, tentu saja dengan pengawalan kajari kerjasama ini dalam pantauan dan lindungan hukum, "
Tidak ada kepentingan lain bagaimana proses giling ini selamat, lancar, gilingnya sukses dan tidak ada yang tertular covid. Saya senang PG semboro tetap mengambil sikap tetap produksi dan melakukan physical dhystancing dan protokol covid dengan ketat.
"Sekiranya ada kesulitan dalam melaksanakan protokol covid ditengah proses produksi saya siap dihubungi sewaktu-waktu, kerja sama pemkab jember kami akan mensuport PG semboro untuk dapat tetep berproduksi dalam situasi covid,"
Sementara Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia H.Arum Sabil, dalam sambutannya menyampaikan, biasanya pada tahun-tahun sebelumnya acara buka giling dihadiri oleh karyawan, petani tebu dan seluruh masyarakat, bahkan jumlahnya bisa puluhan ribu orang berkumpul jadi satu dalam pesta rakyat Royalan.
Tradisi yang turun menurun itu, sambung Arum, rupanya hanya berlangsung sampai pada tahun 2019.Dengan adanya wabah covid-19, pada tahun 2020 nampaknya tidak memungkinkan digelar secara kolosal seperti biasanya.Walaupun itu sebuah tradisi turun temurun, dengan musibah covid-19 ini mungkin ada hikmahnya juga.
"Hari ini kita berkumpul bersama, besok sore giling dimulai.Tentunya pabriknya untung, masyarakat juga mendapatkan manfaat dari keberadaan PG Semboro,. ( Red / tim )
0 Comments