Jember, kabarejember.com
- Akibat pandemi covid-19 yang tak jelas kapan berakhir, membuat perekonomian masyarakat semakin sulit. Demikian juga yang dirasakan oleh Ali (50) warga kapuran desa Grenden kecamatan Puger, yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penggali batu kapur.
Kepada kabarejember,com , M. Ali menuturkan kalo sebelum adanya virus Corona, penghasilan masyarakat yang pekerjaannya berhubungan dengan batu kapur dari gunung Sadeng di desa Grenden berjalan normal. Perdagangan dan pengiriman kapur/gamping ke daerah lain dengan menggunakan truk berjalan biasa saja. Tetapi sejak ada virus Corona, pengiriman menjadi tersendat, terutama pengiriman ke luar kota menjadi terhambat.
Ali menceritakan, dirinya sebagai buruh penambang kapur, bekerja manual dengan menggunakan peralatan berupa linggis dan amer (palu besar). Upah yang diterima sebesar Rp.300.000,- per-rit atau satu truk batu kapur yang berhasil digalinya. Pekerjaan ini dikerjakan bersama seorang temannya, dan biasanya untuk mendapatkan satu rit batu kapur membutuhkan waktu dua hari. Upah yang diterima harus dibagi dua dengan rekannya, jadi masing-masing mendapat Rp.150.000,- untuk dua hari, jadi sehari upahnya Rp.75.000,- perhari," katanya.
Sekarang akibat adanya virus Corona, penghasilannya berkurang karena terkadang harus libur beberapa hari. Hal ini karena persediaan batu kapur di jobong (tempat pembakaran) masih menumpuk, pemilik jobong tidak dapat mengirim pesanan kapur akibat tersendatnya jalur transportasi ke luar kota. "Sekarang penghasilan jadi tidak rutin mas, jadi istri saya harus pintar-pintar mengatur keuangan," ujarnya.
Ali menambahkan, meskipun ada virus Corona dan penghasilan berkurang, dirinya harus tetap sabar dan tetap bekerja demi menghidupi keluarga.
"Virus ini sudah menjadi kehendak Allah, yang penting kita tetap pasrah dan berhati-hati, istilahnya 'Tetep Eling lan Waspada'(jawa,red). Semoga virus Corona ini segera berakhir," ujarnya menutup pembicaraannya. (heri)
0 Comments