Aktor Dibalik Menyerahnya Pelaku Perampokan Toko Emas


Aktor di Balik Menyerahnya Pelaku Perampokan Toko Emas

Jember, Kabarejember.com
-- Daftar Pencarian Orang (DPO) pembobol Toko Emas Mulia di Jalan Kawi Kecamatan Jenggawah,  Budiyanto,43, warga  Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, yang sempat melarikan diri akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Jenggawah, Kamis(30/04) siang dengan diantar Kepala Desa  Wonosari Kecamatan Puger H.Hadi Purnomo.

Kesadaran Budiyanto untuk menyerahkan diri, tidak terlepas dari peranan kades Wonosari, H. Hadi Purnomo yang akrab dengan panggilan Ji Hadi. Berkat Rasa ikhlas untuk membantu sesama tanpa pamrih dan  motivasi positif dari Ji Hadi lah yang membuat Budiyanto bersedia menyerahkan diri kepada polisi.

Tertarik untuk mengetahui latar belakang dan kronologi penyerahan diri Budiyanto, kabarejember.com  menemui Ji Hadi di kediamannya dan melakukan wawancara pada Sabtu (02/05) malam.
Kades Wonosari, H. Hadi Purnomo (Ji Hadi) sebelum menjabat kades Wonosari, adalah seorang polisi berpangkat Aiptu dan tugas terakhirnya di Polsek Umbulsari Polres Jember.

Menurut  penuturan Ji Hadi, pada hari Rabu(29/04) malam dia mendengar adanya kejadian perampokan toko emas di Jenggawah. "Tidak terlintas pikiran sedikitpun pelaku merupakan orang asli kelahiran Wonosari."katanya.

Menurut Ji Hadi , sekitar jam 02.00 wib, kamis (30/04) dirinya mendapatkan telepon dari warga dusun  Lengkong yang mengaku sebagai keluarga Budiyanto. Lewat percakapan melalui telpon, keluarga Budiyanto  meminta perlindungan keselamatan,  dan Ji Hadi menyanggupi permintaan tersebut. Tidak lama kemudian Budiyanto datang ke rumah Ji Hadi dengan diantar keluarganya.

Masih menurut Ji Hadi, dirinya langsung menelepon kapolsek Jenggawah, AKP Sunarto, yang juga merupakan teman satu lighting nya di kepolisian. Tujuannya menelepon adalah akan mengatakan bahwa DPO perampokan toko emas sedang bersama dirinya, dan rencananya akan mengantar Budiyanto ke Polsek Jenggawah saat itu juga untuk menyerahkan diri. Tetapi sayang, saat itu Kapolsek Jenggawah sedang makan sahur bersama keluarganya, jadi dia mengurungkan niatnya untuk mengatakan hal tersebut. "Saya menghormati beliau selaku Kapolsek Jenggawah, jadi saya hanya mengatakan  besok pagi akan menghadap beliau karena ada kepentingan, dan tidak mengatakan bahwa Budiyanto saat itu sudah bersama saya."ceritanya.

Sementara menunggu datangnya pagi , Ji Hadi meminta Budiyanto tidur di rumahnya dan akan mengantarkannya keesokan harinya ke mapolsek Jenggawah. Selama semalaman  Ji Hadi melakukan pendekatan secara manusiawi dan memberi pengertian kepada Budi bahwa lebih baik menyerahkan diri daripada melarikan diri. Melarikan diri bukan jalan terbaik, karena dia tidak akan tenang menjalani kehidupan bersama keluarganya di luar sana. Dengan menyerahkan diri secara baik, keselamatan nyawa Budi akan terjaga, karena sebagai DPO bukan tidak mungkin dia akan dilumpuhkan polisi. "Istilahnya dalam kepolisian 810 mas, alias tembak mati."jelas Ji Hadi.

Masih menurut Ji Hadi, Budiyanto adalah putra asli kelahiran Wonosari. Ibunya meninggal saat Budi masih kecil, dan kemudian merantau ke luar kota.  Berdasar KTP Budiyanto sekarang sudah menjadi penduduk kabupaten Malang.  Budiyanto melakukan perampokan tersebut karena bingung terlilit hutang, akibat usaha persewaan mobilnya bangkrut.

Barulah pada keesokan harinya Kamis(30/04) sekitar jam 09.00 wib, Budiyanto diantar sendiri oleh H. Hadi  ke mapolsek Jenggawah untuk menyerahkan diri. "Alhamdulillah proses penyerahan diri Budi berjalan lancar, saya sadermo ngantar. Selanjutnya Budi diserahkan ke pihak kepolisian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sesuai  hukum,"k  (heri)

Post a Comment

0 Comments