Jember, Kabarejember.com
-- Pembangunan proyek drainase di lingkungan Karangbaru RW 010 dan lingkungan Kloncing RW 023 dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, pembangunan drainase yang awalnya manual tetapi memakai alat berat bego.
Menurut Ponijan RW 023, awal memang ijin ke dirinya yang diantar oleh ketua RT 01 yaitu Suwarno, akan tetapi cuman ijin penyampaian bahwa di lingkungan Kloncing dan Karang baru jalan Sriwijaya 5 mau dibangun drainase. " Cuman itu saja pelaksananya menyampaikan ke saya, akan tetapi bukan diajak kerja di dalamnya. Seharusnya yang benar, begitu pelaksanaan dimulai seperti RT dan RW baik lingkungan Kloncing dan Karangbaru diajak biar ke depannya tidak ada kendala apa-apa," paparnya.
Namun kata dia, apa yang terjadi sekarang warga banyak yang mengeluh dengan adanya bego, seharusnya kalau memang pakek bego seperti tanah yang dikeruk itu langsung diangkat ke dam truk bukan malah dibiarkan begitu saja dan ditumpuk begini, kasian masyarakat yang mau melintas di jalan tersebut. "Dan ini sangat mengganggu aktifitas jalannya warga Karangbaru dan kloncing sehari - harinya," ungkap Ponijan Ketua RW 023 lingkungan Kloncing
Lanjut Ponijan, masalah penggalian proyek drainase yang dikerjakan CV JATAYU anggaran melalui APBD Kabupaten Jember yang anggarannya Rp 976.183.692,15 dengan pelaksana/ pengawas Agus. sangat memakan badan jalan 2 meter, dan ini sudah murni penyempitan jalan.
Maka dari itu, seharusnya yang bener itu RT dan RW lingkungan kloncing dan lingkungan karangbaru seharunya diajak kerja sebelum mau melakukan penggalian, biar gak salah begini, karena apa yang tahu semuanya masalah batas- batas jalan itu yang tau RT dan RW. "Sehingga, tidak terjadi klomplin masyarakat. kalau begini gimana dan apalagi sudah jalan aspal dirusak gini, kalau sudah terjadi gini bagaimana," ujarnya.
Menurut Suwarno selaku ketua RT 01 RW 023 lingkungan Kloncing yang dikonfirmasi awak media mengatakan, awal sebelum proyek ini dikerjakan memang betul pelaksana / pengawas ijin, akan tetapi kalau masalah mau melakukan penggaliannya tidak diajak musawarah. Sehingga terjadi seenaknya menggali, dan ini tambah ke timur sudah jelas memakan badan jalan.
"Kenapa kok tidak seperti yang dilakukan penggalian yang seperti dibarat pas pagar pak Dee cukur. apalagi tanah yang diuruk itu ditinggal begitu saja, ini jelas mengganggu aktifitas jalannya masyarakat banyak," ungkap Suwarno Ketua RT.
Paidi Indrawan selaku anggota LSM Permadani mengecam keras dan akan melaporkan ke pihak terkait karena proyek ini adanya keluhan masyarakat lingkungan Kloncing RW 023 mulai RT 01 sampai RT 03 dan juga lingkungan Karangbaru RT 01 sampai RT 05 terkait pekerjaan CV JATAYU yang telah melakukan pengurukan tanah diduga memakan badan jalan dan juga atas dikeluhkan masyarakat terkait urukan tanah yang menumpuk di badan jalan.
" Karena ini sangat mengganggu aktifitas jalannya masyarakat banyak, serta diduga sudah tidak sesuai dengan gambar dan diduga tidak sesuai dengan bestek terkait masalah tinggi dan lebar tanah yang digali," ujar Paidi Indrawan kepada awak media.
Sementara, Agus selaku pelaksana proyek ketika dikonfirmasi awak media saat di lokasi proyek mengatakan, untuk gaji tukang 75 ribu , kuli 60 ribu dan ini harian, kalau masalah tanah uruk yang digali sudah langsung diangkut, dan kenapa urukan tersebut masih tetap numpuk dan berserakan di jalan. " Terkait masalah ke dalaman awalnya dalamnya 60 cm lebar 80 cm berhubung ada perubahan akhirnya diganti dengan ke dalaman 60 cm lebar 60 cm. Masalah urukan yang ditumpuk di badan jalan, karena masih libur, kalau makan badan jalan ini semua atas petunjuk dari PU BINA MARGA," ulasnya. (Erwin)
0 Comments