Jember, Kabarejember.com ----Rangkaian acara ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC 2019) yang diselenggarakan oleh Kemenpora sejak tangga 7 hingga 11 Juli 2019 di Jakarta dan Nusa Tenggara Barat memang sudah berakhir. Forum pertemuan dan diskusi pemuda yang diikuti 30 delegasi dari 10 negara di kawasan ASEAN tersebut yang membahas tentang toleransi dan keberagaman antar umat beragama.
Rangkaian acara ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC 2019) yang diselenggarakan oleh Kemenpora sejak tangga 7 hingga 11 Juli 2019 di Jakarta dan Nusa Tenggara Barat memang sudah berakhir. Forum pertemuan dan diskusi pemuda yang diikuti 30 delegasi dari 10 negara di kawasan ASEAN tersebut yang membahas tentang toleransi dan keberagaman antar umat beragama.
"Awalnya itu belum tahu terkait informasinya pendaftarannya, lalu kemudian diberitahu beberapa orang bahwa ada program dari Kemenpora untuk pemuda se ASEAN di Jakarta dan Lombok. Salah satu persyaratannya harus bisa berbahasa inggris, sedangkan saya mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, akhirnya saya coba dan lengkapi persyaratan, ternyata saya lolos." ungkap Nabila saat ditanya mengenai ikhwal awal keberangkatanya pada Sabtu pagi (20/7/19).
Rangkaian panjang gelaran ASEAN Youth Interfaith Camp 2019 merupakan suatu camp pertemuan pemuda di kawasan ASEAN yang banyak membahas tentang konsep toleransi antar umat beragama serta mengunjungi beberapa tempat ikonik yang secara simbolik sarat akan makna historis sebagai representasi dari setiap agama yang ada di Indonesia.
Selain itu, ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2019 juga melahirkan "Deklarasi Lombok" yang diharapkan dapat menebarkan semangat toleransi dan perdamaian antar umat beragama pada seluruh khalayak umum.
Selain itu, ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2019 juga melahirkan "Deklarasi Lombok" yang diharapkan dapat menebarkan semangat toleransi dan perdamaian antar umat beragama pada seluruh khalayak umum.
"Banyak sekali hal positifnya, kita hidup berdampingan dan saling membutuhkan satu sama lain. Menciptakan suatu tatanan kehudipan yang harmonis tidak mudah, saya beruntung lahir dan hidup di Indonesia yang penuh dengan keberagaman, dan hal itulah yang harus terus kita jaga." ungkap Mahasiswi yang berasal dari Kecamatan Jombang tersebut.
Nabila berharap dari ajang ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2019, dirinya ingin bisa mengkampanyekan toleransi antar umat beragama. Dikarenakan, sebagai tindak lanjut dari ajang AYIC 2019, sedang akan digagas bersama Kemenpora yakni pendirian suatu wadah organsisasi pemuda lintas agama yang merupakan Output dari program AYIC 2019. (Ulu)
0 Comments