Jember, Kabarejember.com
----Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR menyatakan saat ini tantangan ekonomi di Jember yakni transformasi struktural dari arah pertanian murni menjadi arah perdagangan, industri, dan jasa dengan tetap berbasis pada pertanian.
"Jember bisa berkembang jika basisnya tetap pertanian," terang Bupati ketika memberikan sambutan pada ada focus group discussion (FGD) dengan topik “Mewujudkan pembangunan agroindustri berbasis kopi dan kakao dalam menciptakan coffe and cocopreneur inovatif.” FGD berlangsung di kantor Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jalan PB. Sudirman Jember, Selasa, 30 Juli 2019.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyatakan Pemkab Jember bersama Puslit Koka sedang mengembangkan dan membangun Industri Kecil Menengah (IKM) di Jember yang berbasis pertanian, utamanya kopi dan kakao.
Setelah acara FGD, Bupati meresmikan peluncuran "Jember Smart COCA City" di halaman kantor Puslit Koka. Ada beberapa pameran produk IKM Jember yang dibina Puslit Koka.
Kedepannya, lanjut Bupati, Pemerintah Kabupaten Jember siap memfasilitasi anak-anak muda yang memulai bisnisnya berbasis kopi dan coklat. "Agar di Jember branding kopi dan coklat dapat bermanfaat untuk ekonomi kerakyatan," ungkapnya.
Pemkab Jember juga akan melibatkan Puslit Koka Jember dalam menyiapkan 1.000 rombong untuk usaha coklat Jember menjadi satu branding coklat berjaringan ala Jember.
Selain itu, Pemkab akan berusaha membuat regulasi untuk mengamankan produk-produk di Jember dan mengamankan produk hulu hilir berbasis kopi dan kakao dalam satu perda dan perbup. "Yakni bagaimana memfasilitasi IKM- IKM di Jember, dan Pemerintah Kabupaten Jember siap membantu anggaran khusus dialokasikan untuk pengembangan industri perdagangan dan jasa yang berbasis kopi dan kakao di Jember," jlentrehnya.
Disampaikan juga bahwa Pemkab telah mengirimkan delegasi yang dipimpin Wabup Drs. KH Abdul Muqit Arief ke Belgia. Delegasi ini untuk merespon keinginan dari Belgia agar Jember mengambil peran menyuplai coklat dengan pendampingan sistim fermentasi standar Belgia.
“Diperlukan peran Puslit tentang penelitian coklat, sehingga apabila masyarakat komunitas petani, ingin merespon hal ini Pemkab siap memfasilitasi dengan memilih kluster-kluster di desa dan wilayah untuk kopi dan kakao," terangnya.
Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Dr. Agung Wahyu Susilo SP. MP. menjelaskan, awalnya Puslit kakao membuat suatu inovasi alat mesin proses produksi coklat dan kopi skala UKM atau skala rumah tangga.
Untuk pengembangannya bekerjasama dengan pemerintah daerah maupun swasta dan daerah lainnya hingga ada beberapa IKM berbasis coklat. Contohnya di Mojopahit, Mojokerto, di Blitar. Adanya produk kopi dan kakao di Jember yang dibina Puslit koka ini kedepannya harus dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan.
Agung juga menyampaikan, industri di Jember sangat potensial. Penduduk Jember sangat banyak, infrastruktur dan dukungan regulasi yang disampaikan Bupati Faida sangat mendukung pengembangan IKM.
"Tinggal bagaimana sinergi untuk bersama-sama mempercepat terwujudnya IKM sehingga tujuan menyejahterakan masyarakat di Jember segera tercapai," harapnya.
Agung mengutip pernyataan Bupati tentang 1000 grobak bagi pemula. "Puslit akan melatih SDM pelaksana dalam menyeduh kopi atau coklat, dan untuk cluster industri berbasis IKM coklat kopi ini perlu dikembangkan di Jember. Puslit siap mendukung," katanya.
Sedangkan terkait Smart Coca City, Agung berharap dapat menginspirasi daerah lainnya menjadi Kota Kopi dan Kakao. "Juga diinginkan setiap orang yang datang ke Jember bisa merasakan coklat dan kopi yang excellent," pungkasnya. (mul/mia/hms)
0 Comments