Jember, Kabarejember.com
Merebaknya dakwah di media sosial yang berpotensi memecah belah umat, menjadi keresahan tersendiri bagi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kencong, Kabupaten Jember. Untuk itu, organisasi yang konsern menyebarkan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah ini bakal menempuh jihad baru, dakwah melalui media sosial. Ini guna mengimbangi konten-konten syiar yang bernada provokatif.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kencong Kiai Zainil Ghulam menegaskan, beredarnya syiar Islam radikal di media sosial, harus diimbangi dengan model dakwah yang lebih ramah. Hal ini agar umat memiliki rujukan tentang pemahaman agama yang sesuai dengan Islam di nusantara. Oleh karena itu, pihaknya menyerukan kepada seluruh pengurus maupun kader NU agar ikut menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah.
“Media sosial bisa menjadi sarana efektif untuk berdakwah di zaman digital ini. Karena jejaring sosial di dunia maya tersebut dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan latar belakang profesi dan usia yang beragam,” katanya, usai membuka agenda Rapat Kerja Cabang (Rakercab) di aula PCNU Kencong, Minggu (23/6/2019).
Selain itu, kata dia, melalui media sosial, dakwah juga bisa tersampaikan dengan mudah. Karena masyarakat bisa mengakses tanpa harus keluar rumah. Bahkan, pihaknya juga telah menyusun strategi dakwah kekinian dengan kemasan yang kreatif. Semisal dengan menyajikan konten dakwah singkat melalui video, maupun tulisan dengan narasi yang lebih mengena dan mudah dicerna masyarakat.
Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan siraman rohani keislaman atau bertanya tentang hal keagamaan secara langsung, kapan pun dan di manapun. “Di era digital, perkembangan teknologi luar biasa pesat. Jadi jangan sampai dakwah melalui media sosial didominasi oleh kelompok non aswaja maupun kaum radikal,” jelasnya.
Secara spesifik, PCNU Kencong juga telah merumuskan strategi dakwah itu melalui program kerja. Utamanya, di lembaga NU yang berhubungan dengan penyiaran dan dakwah. Seperti Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN), Lembaga Takmir Masjid (LTM), Lembaga Dakwah NU, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI), serta LP Ma’arif.
“Organisasi badan otomon NU, seperti Muslimat, Fatayat, GP Ansor, IPNU, dan IPPNU juga dilibatkan. Sehingga tidak hanya konten, sasaebih beragam yang mencakup semua usia,” paparnya.
Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Kencong Kiai Achmad Laiq Athoillah menilai, manfaat positif teknologi ini harus dimanfaatkan sebagai sarana syiar Islam yang rahmatan lil alamin. Dia juga berpendapat, sudah saatnya ulama-ulama dan kiai NU mengikuti perkembangan zaman dengan berdakwah menggunakan media sosial. “Menurut saya, sudah saat NU Kencong menyasar media sosial sebagai ladang dakwah. Apalagi NU merupakan gudangnya ulama yang kompeten,” tandasnya. (Mia/hms)
0 Comments