Jember, KaJe Rektor Institut Agama Islam Al Falah As Sunniyyah (Inaifas) Kencong KH. Ahmad Zuhairuz, BSC, MH menyatakan Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR merupakan bupati yang peduli pendidikan santri. Pernyataan tersebut disampaikan dalam kuliah umum yang digelar, Jumat 12 April 2019. Bupati Jember Faida menjadi pembicara dalam kuliah yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen. Pernyataan itu dilatarbelakangi fakta mahasiswa Inaifas yang menerima beasiswa Pemerintah Kabupaten Jember adalah santri. Seratus persen penerima beasiswa di Inaifas, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, mayoritas santri, ungkapnya. Kenyataan tersebut membuat Inaifas memberikan penghargaan kepada bupati. Tidak salah apabila Ibu Bupati menerima penghargaan sebagai bupati peduli pendidikan santri, tegasnya. KH. Ahmad Zuhairuz menjelaskan, kuliah umum yang digelar bisa mendekatkan mahasiswa yang mendapat beasiswa dengan bupati yang selama ini memberi peluang menempuh pendidikan tinggi. Apabila beasiswa ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh adik-adik mahasiswa, setelah mereka lulus dari Inaifas mereka bisa mengamalkan ilmunya dengan lebih baik, katanya. Sebagaimana pesan bupati, yaitu tidak hanya menjadi mahasiswa yang cerdas tetapi memiliki visi yang jelas, imbuh KH. Ahmad Zuhairuz. Sementara itu, Bupati Jember Faida menjelaskan, terdapat 128 mahasiswa Inaifas yang menerima beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Jember. Pemberian beasiswa itu diharapkan tidak membuat mereka putus kuliah. "Mayoritas dari mereka adalah pengajar agama Islam, jurusan PAI untuk pendidikan agama Islam yang masih sangat diperlukan di Kabupaten Jember," jelasnya. Penyerahan penghargaan sebagai Bupati Peduli Pendidikan Santri itu disampaikan langsung oleh Rektor Inaifas KH. Ahmad Zuhairuz setelah Bupati Jember Faida menyampaikan materi. [21.01, 12/4/2019] Yani Hms 700: Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR menjadi pemateri dalam kuliah umum yang diselenggarakan Institut Agama Islam Al Falah As Sunniyyah (Inaifas) Kencong, Jumat 12 April 2019. Dalam kesempatan itu, perempuan pertama Bupati Jember ini berbicara tentang membangun generasi melalui pendidikan berbasis agama dan budi pekerti. Dalam membangun generasi, basis pendidikan agama dan budi pekerti menjadi hal yang memperkuat akar, dan kampus ini adalah pohon dan batangnya, ujar bupati. Persaingan untuk memiliki IQ tinggi saja tidak cukup, karena merancang taktik yang brilian untuk bersaing mudah ditiru. Kampus atau pondok pesantren harus memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengikuti persaingan membangun generasi kedepan. Bupati menyebut kemampuan yang perlu dibangun itu adalah kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional yang sulit ditiru pesaing. Mengukur kecerdasan moral yang namanya ketulusan hati, kejujuran, atau tanggungjawab seseorang sebagai kecerdasan emosional dan spiritual sulit diukur dan sulit ditandingi, ujar Faida. Bagi mahasiswa, bupati menekankan agar memiliki visi atau tujuan yang jelas. Mahasiswa harus memulai sesuatu dengan visi atau tujuan yang jelas. Mahasiswa tidak boleh tumpul hatinya, yang tidak peduli sesama. Menjadi mahasiswa yang peduli sekitar adalah salah satu kecerdasan spiritual dan emosional, ujarnya. Lebih baik saya memberikan kesempatan dan mendukung generasi yang peduli, daripada generasi yang cerdas, imbuhnya. Teruslah berbuat kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu," pesan bupati. (mia/mul/ded/hms)
0 Comments